- Motif Batik Semarangan
Motif
batik adalah gambar pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk dan isen
menjadi satu kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik
disebut juga dengan corak batik atau pola batik. Motif batik Semarangan identik
dengan landmark dan naturalis. Landmark menunjukkan tempat-tempat
yang menjadi ikon kota Semarang, sedangkan naturalis seperti ikan, kupu-kupu,
bunga, pohon, kombinasi bukit dan bunga mempunyai makna karakter masyarakat
pesisiran yang bersifat lebih terbuka dan eskpresionis. Di bawah ini
disajikan motif batik Semarangan:
Batik Motif Asem Arang
Batik
Semarangan motif Asem Arang ini merupakan batik motif landmark
atau ikon kota Semarang, karena pada akhir abad 15M tumbuh sebuah jenis pohon
asem arang atau asem yang jarang di Semarang, sehingga pohon itu
dinamakan sebagai nama daerah menjadi Semarang.
Batik Motif Gereja Blenduk
Motif Gereja Blenduk
Gereja
Blenduk (kadang-kadang dieja Gereja Blendug dan seringkali dilafazkan sebagai
mBlendhug) adalah Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh
masyarakat Belanda di Semarang pada tahun 1753. Gereja Blenduk terletak di
kawasan Kota Lama, Semarang.
Batik Motif Tugu Muda
Motif Tugu Muda
Motif
batik ini menggambarkan Tugu Muda dikelilingi sulur atau tanaman menjalar. Pola
ini terinspirasi Tugumuda sebagai monumen Pertempuran Lima Hari di Semarang
umtuk menghormati jasa pahlawan. Tugu Muda terletak di Jalan Pemuda, Jalan
Pandanaran Semarang.
Batik Motif Blekok Srondol
Motif
ini menggambarkan sepasang burung blekok yang sedang bercengkrama. Pola motif
batik ini terinspirasi oleh keberadaan habitat burung burung Blekok liar yang
terdapat di kawasan Srondol, Semarang. Burung-burung itu biasanya bertengger
diantara cabang-cabang pohon asem yang ada di depan markas Benteng Rider di
Srondol. Motif ini melambangkan keseimbangan lingkungan, baik alam maupun
sosial.
Batik Motif Gambang Semarangan
Batik
Semarangan motif Gambang Semarangan menggambarkan salah satu alat musik
tradisional Kota Semarang. Alat musik Gambang Semarang merupakan salah satu
ikon kota semarang. Gambang biasanya di mainkan di kesenian Karawitan.
Batik Motif Warak Ngendog
Motif Warak Ngendog
Warak
Ngendog adalah mainan anak-anak yang dulu sangat populer di kota Semarang dan
sekitarnya, dan biasa dijual saat megengan atau pasar malam/dugderan menjelang
bulan suci. Warak indentik dengan kata ngendog (bertelur) karena
kadang ditaruh sebutir telur dibawah ekornya yang lurus atau disela-sela empat
kakinya. Sehingga disini muncul interpretasi eksistensi makhluk imajiner ini
dengan keragaman penduduk kota Semarang pada khususnya. Bentuk fisik Warak
Ngendog ini ada yang digambarkan seperti kambing, kuda, kerbau, barongsai atau
bahkan badan anjing. Sementara kepalanya ada yang menyerupai kepala kambing,
naga jawa, naga cina, dan sebagainya. Sementara bulu-bulunya juga punya banyak
versi ada yang keriting, lurus, berombak ataupun bersisik. Batik motif
Warak Ngendog mencerminkan hewan khas kota Semarang yang dulunya adalah
mainan anak– anak.
Batik Motif Lawang Sewu
Motif
batik Lawang Sewu adalah motif landmark. Lawang Sewu adalah gedung tua
bekas kantor perusahaan kereta peninggalan Belanda. Gedung ini memiliki banyak
pintu, karena itu dijuluki Lawang Sewu alias pintu seribu. Gedung ini menjadi
ikon kota Semarang yang sangat terkenal. Tak heran, jika gambar gedung Lawang
Sewu banyak dijadikan motif batik Semarangan.
Batik Motif Laksamana Cheng Ho
Batik
Semarangan motif Laksamana Cheng Ho ini menceritakan biografi Laksaman Cheng Ho
dahulunya seorang kasim Muslim yang merupakan
orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424),
kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Cheng Ho adalah penjelajah dengan armada
kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Saat
perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada
Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan
menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po
Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang
Sam Po Kong.
Batik Motif Ngarak Warak
Batik
motif Ngarak Warak adalah batik dengan corak landmark. Motif
menggambarkan mengarak/menggiring warak. Warak adalah mainan anak-anak
yang dulu sangat populer di kota Semarang dan sekitarnya, dan biasa dijual saat
megengan atau pasar malam/dugderan menjelang bulan suci. Bentuk fisiknya adalah
hewan berkaki empat dengan leher panjang, berbulu keriting (bisa juga lurus
atau acak-acakan) dengan aneka warna khususnya merah, putih, kuning, hijau
dengan sudut-sudut tubuh dan kepala yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar